Orang Terkaya Di Dunia Sepanjang Masa

Orang Terkaya Di Dunia Sepanjang Masa

Mengasaskan dan menerajui Oracle

Kepimpinan Ellison dalam Oracle dapat dilihat pada pengembangan, teknologi pangkalan data, dan inovasi perisian perniagaan syarikat tersebut. Kemajuan syarikat dalam teknologi awan, pengkomputeran, dan data menjadikannya sebagai lokomotif dalam pembangunan teknologi.

Prestasi kewangan dan impak pasaran

Selepas menubuhkan gergasi teknologi Oracle pada tahun 1977 dengan modal hanya $2,000, Larry Ellison telah meningkatkan nilai syarikat kepada $300 bilion. Prestasi dan permodalan pasaran syarikat itu menunjukkan nilainya dalam sektor perisian dan teknologi global.

orang terkaya sepanjang masa

Sumber: Money.com, Celebrity Net Worth

Mansa Musa lahir tahun 1280 di keluarga para penguasa. Saudara laki-lakinya, Mansa Abu-Bakr, memerintah kerajaan mereka hingga tahun 1312, ketika ia turun takhta untuk pergi dalam sebuah ekspedisi.

Menurut sejarawan Suriah abad ke-14, Shibab al-Umari, Abu-Bakr terobsesi dengan Samudera Atlantik dan segala sesuatu yang ada di baliknya.

Ia dikabarkan berangkat dalam sebuah ekspedisi dengan armada sebanyak 2.000 kapal serta ribuan pria, perempuan, dan budak. Mereka pergi berlayar, namun tak pernah kembali.

Beberapa sejarawan, seperti mendiang sejarawan Amerika Ivan Van Sertima, berasumsi bahwa rombongan Abu-Bakr berhasil mencapai Amerika Selatan. Namun tak ada bukti yang mendukung asumsi tersebut.

Bagaimana pun, akhirnya Mansa Musa lah yang mewarisi takhta yang ditinggalkan sang saudara laki-laki.

Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Mali berkembang pesat. Ia berhasil menguasai 24 kota baru, termasuk Timbuktu.

Kerajaan tersebut membentang sepanjang 3.128 kilometer, dari Samudera Atlantik hingga daerah yang kini merupakan Niger, termasuk kawasan-kawasan yang kini menjadi Senegal, Mauritania, Mali, Burkina Faso, Niger, Gambia, Guinea-Bissau, Republik Guinea, dan Pantai Gading.

Dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas, sumber daya alam yang dimiliki Kerajaan Mali pun sangat besar, termasuk emas dan garam.

Pada masa kekuasaan Mansa Musa, Kerajaan Mali memiliki hampir separuh jumlah emas yang beredar di kawasan Dunia Lama - negeri-negeri di Afrika, Asia dan Eropa - menurut British Museum.

Dan semuanya milik sang raja.

"Sebagai penguasa, Mansa Musa punya akses yang hampir tidak terbatas terhadap sumber-sumber kekayaan paling bernilai pada abad pertengahan," ujar Kathleen Bickford Berzock, yang merupakan spesialis seni Afrika di Block Museum of Art di Universitas Northwestern, kepada BBC.

"Pusat-pusat perdagangan besar yang menggunakan emas dan komoditas lain sebagai alat tukar juga berada di daerah kekuasaannya, dan ia memperoleh kekayaannya dari aktivitas perdagangan tersebut," tambahnya.

Walaupun Kerajaan Mali menjadi sumber emas, kerajaan tersebut tidak banyak dikenal.

Hal ini berubah ketika Mansa Musa, seorang Muslim yang taat, memutuskan untuk berhaji ke Mekah, melalui Gurun Sahara dan Mesir.

Sumber gambar, Getty Images

Sang raja dikabarkan berangkat dari Mali bersama dengan rombongan berisi 60.000 orang.

Ia membawa serta seluruh pejabat dan hakim-hakim kerajaan, pasukan tentara, penghibur, pedagang, penunggang unta dan 12.000 budaknya, juga serobongan kambing dan sapi untuk persediaan makanan.

Rombongannya tampak seperti sebuah kota yang bergerak melalui gurun.

Kota yang para penghuninya, termasuk para budaknya, mengenakan pakaian dengan brokat emas dan sutra Persia terbaik. Ratusan unta beruntun, masing-masing mengangkut ratusan kilogram emas murni.

Benar-benar sebuah pemandangan luar biasa.

Dan pemandangan itu tampak lebih mewah saat rombongannya mencapai Kairo, di mana mereka dapat benar-benar menunjukkan kekayaan mereka.

Kisah Banjir Emas di Kairo

Mansa Musa meninggalkan kesan tak terlupakan di Kairo, hingga al-Umari, yang mengunjungi kota itu 12 tahun setelah kedatangan Mansa Musa ke sana, ingat bagaimana orang-orang Kairo menyanjung-nyanjung raja Mali tersebut.

Dengan 'boros' Mansa Musa memberikan emas yang dibawanya di Kairo, sampai-sampai persinggahannya selama tiga bulan di kota tersebut menyebabkan anjloknya harga emas di kawasan tersebut selama 10 tahun dan menghancurkan perekonomian di sana.

Perusahaan teknologi AS, SmartAsset.com, memperkirakan - berdasarkan penyusutan nilai emas - perjalanan haji Mansa Musa menyebabkan kerugian ekonomi senilai US$1,5 miliar atau sekitar Rp21,4 triliun di seantero Timur Tengah.

Dalam perjalanan pulangnya, Mansa Musa melintasi Mesir kembali, dan menurut beberapa orang, ia mencoba untuk membantu mengembalikan perekonomian Mesir dengan menarik sebagain emas dari peredaran dengan cara meminjamnya menggunakan suku bunga yang amat tinggi dari para pemberi pinjaman Mesir.

Yang lainnya mengatakan ia sangat boros sampai-sampai kehabisan emas.

Lucy Duran dari School of African and Oriental Studies di London mencatat bahwa para penghibur Mali, yang merupakan pendongeng balada sejarah, khususnya, marah terhadap Mansa Musa.

"Ia membagikan terlalu banyak emas sepanjang perjalanan hingga para penghibur tak mau memuja-mujinya lagi dalam nyanyian mereka karena mereka berpikir bahwa ia menghambur-hamburkan sumber daya alam lokal di luar kerajaan," ujarnya.

Sangat perhatian dengan dunia pendidikan

Tak ada keraguan bahwa Mansa Musa menghabiskan, atau menghamburkan, banyak sekali emas sepanjang perjalanan hajinya. Namun justru kedermawanannya itulah yang menarik perhatian dunia.

Mansa Musa membuat kerajaannya, Mali, dan dirinya sendiri diakui dunia. Pada peta Catalan Atlas yang berasal dari tahun 1375, sebuah lukisan bergambar seorang raja Afrika yang duduk di atas singgasana emas di puncak Timbuktu, sambil memegang sepotong emas di tangannya.

Timbuktu menjadi El Dorado-nya Afrika dan orang-orang datang dari negeri yang dekat dan jauh untuk melihatnya.

Pada abad ke-19, negeri tersebut masih menyimpan sebuah mitos sebagai kota emas yang hilang di ujung dunia, dan menjadi incaran para pemburu dan penjelajah Eropa, di mana hal ini sebagian besar berkat apa yang dilakukan Mansa Musa 500 tahun sebelumnya.

Sumber gambar, Getty Images

Mansa Musa kembali dari Mekah bersama sejumlah cendekiawan Islam, termasuk keturunan langsung Nabi Muhammad dan penulis puisi sekaligus arsitek Andalusia bernama Abu Es Haq es Saheli, yang dikenal sebagai perancang Mesjid Djinguereber yang terkenal.

Raja dikabarkan membayarnya dengan 200 kilogram emas, yang jika dikonversikan ke dalam mata uang saat ini menjadi sebesar Rp117,2 miliar.

Selain mendorong dunia seni dan arsitektur, ia juga mendanai dunia sastra dan membangun banyak sekolah, perpustakaan, dan mesjid.

Tak lama, Timbuktu berubah menjadi pusat pendidikan dan banyak orang berdatangan dari berbagai belahan dunia untuk belajar di tempat yang kini dikenal sebagai Universitas Sankore.

Raja yang kaya itu juga sering kali dianggap berjasa karena telah memulai tradisi pendidikan di Afrika Barat, meskipun kisah tentang kerajaannya hanya sedikit diketahui orang di luar Afrika Barat.

"Sejarah dicatat oleh para pemenang," menurut Perdana Menteri Inggris di masa Peradang Dunia II, Winston Churchill.

Setelah Mansa Musa meninggal dunia tahun 1337, pada usia 57, kerajaannya diwariskan kepada putra-putranya yang tak mampu menjaga keutuhan kerajaan. Sejumlah daerah memisahkan diri dan akhirnya kerajaan itu pun runtuh.

Kedatangan bangsa Eropa di kemudian hari ke Afrika menjadi titik akhir kehancuran kerajaan Mali.

"Sejarah periode abad pertengahan masih dilihat sebagian besar orang sebagai sejarah dunia Barat," ujar Lisa Corrin Graziose, direktur Block Museum of Art, menjelaskan mengapa kisah tentang Mansa Musa tak populer.

"Jika saja bangsa Eropa tiba dalam jumlah besar di masa Musa memerintah, dengan Mali yang tengah berada di puncak kejayaannya dengan pasukan militer dan kekuatan ekonomi dibandingkan kondisi ratusan tahun setelahnya, pasti semuanya tidak akan seperti yang kita lihat saat ini," ujar Ware.

Pada hari kini, lelaki terkaya di dunia mempunyai kuasa ekonomi yang belum pernah dilihat sebelum ini, bersama dengan pengaruh politik dan sosial yang bukan kepalang. Lebih daripada sekadar angka, kekayaan mereka mencerminkan perjalanan menarik yang telah mereka tempuh dalam kehidupan ini – perjalanan yang dihiasi dengan inovasi dan pemikiran strategik, dan yang telah memberi kesan kepada industri mereka, serta masyarakat secara umumnya. Artikel ini membentangkan satu analisis mengenai latar belakang, usaha perniagaan, prestasi kewangan, dan falsafah mereka, yang memberikan kita gambaran tentang bagaimana individu-individu ini mengubah dunia.

Tesla: $95.4B, SpaceX: $82.2B, X: $13.3B

Amazon: $134B, Blue Origin: $8.5B

Microsoft: $8.5B, Cascade Investment: $80B

Microsoft: $34B, LA Clippers

Berkshire Hathaway: $95B

Oracle: $70B, saham Tesla

FAQ: Mengenali lelaki terkaya di dunia

Kehidupan awal dan latar belakang

Sejak usia yang muda, Jeff Bezos menunjukkan minat yang tinggi terhadap teknologi dan inovasi. Selepas menamatkan pengajian di Universiti Princeton dengan ijazah kejuruteraan elektrik, Bezos bekerja di Wall Street, di mana beliau menimba pengalaman dalam teknologi, kewangan, dan perniagaan secara umum.

Kemudian, pada tahun 1994, Bezos berpindah ke Seattle. Ia menjadi titik permulaan era Amazon. Startup besar pertama beliau, kedai buku dalam talian, dengan berkembang dengan pesat menjadi empayar e-dagang global. Inisiatif Bezos di Amazon dicirikan oleh fokus yang terperinci pada aspek pengalaman pelanggan, efisiensi operasi, dan inovasi teknologi.

Siapakah orang yang paling kaya di dunia?

Sukar untuk menjawab siapakah orang yang paling kaya di dunia. Nama yang menduduki ranking pertama berubah dari satu orang ke satu orang yang lain, tetapi menurut berita terkini, ia kini dipegang oleh Elon Musk.

Filantropi dan prospek masa depan

Usaha filantropi Ballmer termasuk sokongan untuk inisiatif pendidikan dan komuniti sosial. Pengaruh berterusan beliau dalam teknologi dan sukan akan memberikan kesan yang positif ke atas pembangunan masa depan industri teknologi dan sukan.

Warren Buffett: legenda pelaburan dan peneraju filantropi

Tempat tinggal: Amerika Syarikat

Pengerusi dan CEO: Berkshire Hathaway

Nilai bersih: $109 bilion

Pegangan pemilikan Berkshire Hathaway: 16% ($95 bilion)

Aset-aset lain: Portfolio pelaburan yang pelbagai

Memimpin Berkshire Hathaway

Tempoh perkhidmatan Buffett sebagai CEO di Berkshire Hathaway terkenal dengan fokus beliau pada pelaburan berlandaskan nilai (value investing) dan kepelbagaian (diversification). Di bawah kepimpinan beliau, prestasi syarikat itu berkembang untuk merangkumi suatu spektrum yang terdiri dari pelbagai sektor, dari insurans dan tenaga kepada barangan pengguna dan teknologi.

Prestasi kewangan dan impak pasaran

Saham Berkshire Hathaway Inc. baru-baru ini meningkat kepada $411, didorong oleh berita terkini contohnya tentang betapa syarikat itu mengekalkan pegangannya dalam suatu startup yang bernama Liberty SiriusXM. Pada satu masa, pelaburan Berkshire dalam Sirius XM Holdings telah meningkat menjadi $2.5 bilion.

Berkshire Hathaway terus menguasai pasaran hartanah kediaman walaupun diancam litigasi antipakatan yang berkaitan dengan komisen hartanah. Saham tersebut telah berkembang hampir 27% pada tahun 2023, menghampiri permodalan pasaran sebanyak $1 trilion.

SpaceX: menjangkau ke angkasa lepas

SpaceX, yang ditubuhkan pada tahun 2002, adalah hasil daripada cita-cita Musk yang tinggi melangit. Misi SpaceX adalah untuk menjadikan perjalanan ke angkasa lepas lebih murah dan menunaikan impian manusia untuk tinggal di planet lain. Pembinaan roket Falcon 1, Falcon 9, dan Falcon Heavy, bersama-sama dengan kapal angkasa Dragon, telah menempa sejarah dalam industri angkasa.

Prestasi kewangan dan impak pasaran

Pembangunan roket Falcon 9 yang boleh diguna semula dan kapal angkasa Starship untuk misi ke Marikh menyerlahkan betapa penerokaan teknologi baharu oleh syarikat SpaceX adalah suatu usaha yang sangat mencabar. Walaupun SpaceX masih lagi kekal sebuah syarikat milikan persendirian, kejayaan teknologinya terus menjana pelaburan dan minat yang serius daripada agensi-agensi angkasa lepas di seluruh dunia.

Larry Page dan Sergey Brin: perintis enjin carian web

Tempat tinggal: Amerika Syarikat

Pengasas bersama: Google

Nilai bersih: $97 bilion

Pegangan pemilikan Alphabet: 8% ($92 bilion)

Aset-aset lain: Pelaburan dalam startup teknologi

Tempat tinggal: Amerika Syarikat

Pengasas bersama: Google

Nilai bersih: $92 bilion

Pegangan pemilikan Alphabet: 8% ($90 bilion)

Aset-aset lain: Pelaburan dalam startup sains dan teknologi