Haram hukumnya apabila tujuan suami membentak untuk kekerasan
Sebagai kepala rumah tangga, suami memiliki kedudukan yang lebih tinggi, lalu hak, dan tanggung jawab atas istrinya. Ia harus bisa membawa keluarganya ke jalan yang diridai oleh Allah SWT.
Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa suami boleh semena-mena kepada istri. Salah satunya dengan membentak, perlu dipahami bahwa istri adalah manusia yang tak pernah bisa luput dari kesalahan.
Bagaimana pun di dunia ini tidak ada yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Maka dari itu, suami yang berani membentak istri dengan tujuan untuk menyakiti hatinya, yaitu haram. Allah SWT melarang keras para umatnya berperilaku kasar dan keras kepada sesama, terlebih dengan tujuan yang buruk.
Islam juga menganggap bahwa bentakan dengan niat buruk adalah perbuatan yang zalim. Apabila suami melakukan hal ini pada sang istri, maka dia telah melakukan dosa yang amat besar, dan tubuhnya tidak lagi diharamkan dari api neraka.
Seyogyanya sebagai kepala keluarga, suami harus bisa bersikap bijaksana. Namun apabila tujuan dari bentakannya sebagai peringatan atau bentuk didikan suami kepada istri, hal tersebut diperbolehkan asal seusai pada prinsip syariat Islam.
Suami harus memiliki batasan ketika ingin menyadarkan istrinya, apabila ia berbuat salah. Allah SWT menunjukkan jalan penyelasaian konflik keluarga dalam QS. An-Nisa Ayat 34, yang berbunyi:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[289] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)[290]. wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya[291], Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya[292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar,” (QS. An-Nisa Ayat 34).
Otoritas suami yang terdapat dalam ayat tersebut, perlu dipahami sebagai bentuk pendidikan, bukan untuk kekerasan. Akan ada kalanya cara membentak diperlukan, apabila sang istri melakukan hal yang sudah di luar batas.
Dalam menerapkan cara tersebut, suami harus memperhatikan hukumnya, agar mengetahui batasan dalam bermuammalah dengan istri. Mendidik istri dengan cara ini tidak dikategorikan sebagai kekerasan dalam rumah tangga.
Sebaik-baiknya Istri Ialah yang Taat pada Suaminya
Banyak kebaikan yang dapat dilakukan istri untuk membuat hati suaminya bahagia, tetapi taat dan hormat menjadi hal yang utama dalam rumah tangga.
Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa sebaik-baiknya istri adalah yang taat pada suami.
خَيْرُ النِّسَاءِ امْرَأَةٌ إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفِظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِكَ
"Sebaik-baik istri adalah yang apabila kamu pandangi menyenangkan hatimu. Bila kamu perintah, dia menaatimu. Bila kamu sedang tidak ada, dia menjaga dirinya untukmu dan juga menjaga hartamu." (HR. Al-Hakim)
Bertentangan dengan pesan Rasullah SAW
Sebagai umat Muslim, kita dianjurkan untuk mengikuti teladan Rasulullah SAW dalam memperlakukan istrinya. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasulullah SAW pernah bersabda:
Sebaik-baik kalian, (adalah) yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku," (HR.Tirmidzi).
Nabi Muhammad SAW juga melarang pasangan untuk saling membenci, karena hal tesebut masuk dalam salah satu karakter yang buruk. Apabila istri memiliki sifat yang tak baik, maka ia mungkin memiliki banyak sifat lain yang baik sebagai alasannya.
Hadis ini juga memerintahkan suami untuk berperilaku sabar atas kerasnya sifat istri, ataupun sebaliknya.
Suami harus merenungi bahwa perempuan tercipta dari tulang rusuk laki-laki
Seorang perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok, dan berada di dekat hati. Pernyataaan ini memang terdengar konyol dan tak logis, tetapi hal tersebut memang benar adanya.
Jadi, perempuan diciptakan untuk dicintai, buka untuk disakiti. Bentakan dan perlakuan kasar merupakan hal yang bisa menyakiti hati istri, hal ini dapat menjadi penyebab munculnya perceraian dalam rumah tangga.
Berdasarkan hadis dari HR. Muslim bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya,” (HR. Muslim).
Hal yang Dapat Dilakukan oleh Suami Apabila Istrinya Melakukan Nusyuz
Dalam Alquran, Allah SWT menyebutkan ada tiga hal yang bisa dilakukan oleh suami apabila istrinya Nusyuz, yaitu:
Pada dasarnya ketaatan yang harus dilakukan istri bukan semata-mata untuk kebaikan suami saja. Hal ini dilakukan dalam rangka menegakkan dan melaksanakan perintah Allah SWT dalam pernikahan. Tentu ketika suami meminta atau memberikan perintah pada istri, harus ia lakukan untuk kebaikan keluarganya.
Nah, itulah hukum istri melawan suami menurut Islam yang pada akhirnya neraka dan surga jadi jaminannya. Perlu diingat bahwa begitu penting kewajiban istri dalam rumah tangga terhadap suami.
Semoga informasi ini bermanfaat untuk Mama, ya.
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membangun hubungan rumah tangga adalah hal yang tidak mudah. Meskipun pernikahan adalah fase menuju kehidupan yang lebih bahagia, tetapi dalam prosesnya tidak ada pernikahan yang sempurna.
Setiap pernikahan pasti akan menghadapi segala rintangan dan masalah. Hal tersebut hadir untuk melatih suami dan istri mengatur emosinya masing-masing.
Perdebatan menjadi salah satu dampak dari ketidakmampuan menangani suatu masalah, dan hal ini sering kali terjadi dalam rumah tangga. Seseorang yang dibalut oleh rasa marah, ketika berdebat secara tidak sadar bisa mengucapkan kalimat yang kasar dengan nada yang tinggi.
Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai umatnya yang emosi hingga membentak orang lain, apalagi seorang istri. Seharusnya dalam hubungan rumah tangga, baik suami dan istri harus saling menyayangi dengan mejaga perasaan satu sama lain.
Untuk memahami lebih dalam mengenai masalah ini, berikut Popmama.com telah merangkumnya dalam hukum suami membentak istri menurut Islam.
Mari kita simak pembahasan topik satu ini!
Doa seorang istri sangat mustajab
Selain doa orangtua pada anak dan sebaliknya, salah satu doa yang mustajabah adalah doa seorang istri untuk suaminya. Mengetahui hal tersebut, janganlah coba-coba menyakiti fisik maupun batin istrimu apabila suami ingin didoakan yang terbaik.
Bahkan, istri juga ikut andil dalam mempercepat kesuksesan, kebahagiaan, dan rezeki yang melimpah bagia suami melalui doa yang dipanjatkan.
Adab suami kepada istri
Islam memang melarang keras istri yang membangkang pada suami. Hal ini diterangkan dalam surat An-Nisa ayat 34, pembangkangan istri kepada suami dalam Islam disebut dengan Nusyuz.
Apabila istri membangkang pada suami, maka hukum suami membentak istri dalam Islam diperbolehkan. Kondisi ini sebagai bentuk konsekuensi atas tindakan yang salah.
آداب الرجل مع زوجته: حسن العشرة، ولطافة الكلمة، وإظهار المودة، والبسط في الخلوة، والتغافل عن الزلة وإقالة العثرة، وصيانة عرضها، وقلة مجادلتها، وبذل المؤونة بلا بخل لها، وإكرام أهلها، ودوام الوعد الجميل، وشدة الغيرة عليها
"Adab suami Kepada istri ada 12; yakni Bergaul (menggauli istri) dengan baik, bertutur kata yang lembut, menunjukan cinta kasih (suami kepada istri), bersikap lapang (sabar) ketika sendirian, tidak selalu menjadikan istri sebagai tertuduh, memaafkan istri, menjaga harta istri, tidak sering berdebat dengan istri, memberi Nafkah yang pantas, memuliakan keluarga istri, Berjanji dengan baik dan menepatinya, menunjukan Gairah kepada istri."
Apabila dalam hubungan rumah tangga, suami dan istri memahami peran dan kewajibannya masing-masing. Maka akan tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah.
Nah, Ma itulah hukum suami membentak istri dalam Islam. Semoga informasi ini bisa membantu Papa dam Mama dalam menjalani kehidupan rumah tangga ya.
Meski Kompilasi Hukum Islam yang mengatur kewajiban mantan suami terhadap mantan istri diadopsi dari syariat Islam, namun syariat Islam sendiri memiliki penjelasan yang lebih detail mengenai kewajiban mantan suami terhadap mantan istri setelah bercerai.
Dalam ajaran agama Islam, kewajiban mantan suami disesuaikan dengan kondisi mantan istri, dan bagaimana suatu perceraian bisa terjadi. Adapun kewajiban mantan suami terhadap mantan istri menurut hukum Islam antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kepada mantan istri yang sedang dalam masa iddah dari talak ba'in, baik karena khulu' (cerai gugat), maupun talak tiga, jika dia tidak dalam keadaan hamil, maka mantan suami berkewajiban memberikan tempat tinggal saja tanpa mendapat nafkah, kecuali jika ia durhaka sebelum ditalaknya atau di tengah masa iddahnya.
2. Kepada mantan istri yang sedang dalam masa iddah dari talak ba'in, baik karena khulu' (cerai gugat), maupun talak tiga, dan jika dia dalam keadaan hamil, maka mantan suami berkewajiban memberikan tempat tinggal dan nafkah saja. Suami tidak berkewajiban untuk menanggung biaya lainnya.
3. Kepada mantan istri yang sedang dalam masa iddah dari talak raj'i (talak yang masih bisa rujuk), mantan suami berkewajiban untuk memberikan tempat tinggal yang layak, nafkah, pakaian, dan biaya hidup lainnya. Kewajiban tersebut bisa saja gugur apabila mantan istri nusyuz (durhaka) sebelum diceraikan atau di tengah-tengah masa iddahnya.
Hal itu berdasarkan firman Allah SWT Surat At-Talaq ayat 1,
Suami berfungsi sebagai qowwam dalam rumah tangga
Dasar dari suami membentak istri sama halnya dengan menghina pasangan hidupnya. Berdasarkan ceramah dari Ustadzah Umi Makki, dalam kajiannya ia menjelaskan perihal hukum suami yang menghina istri.
Ia menyebutkan bahwa salah satu fungsi suami adalah Ar-rijālu qawwāmụna 'alan-nisā seperti penggalan dalam surat An-nisa ayat 34, yang artinya "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan."
Fungsi suami dalam rumah tangga, salah satunya menanggung semua beban yang ada pada pundak istrinya.
"Ketika melihat istrinya merasa tertekan jadilah penenang hati penyejuk jiwa. Ketika melihat istrinya tidak percaya diri, angkatlah derajatnya," jelas ustadzah Umi Makki.
Maka dari itu, tidak ada celah sedikitpun bagi suami membentak istri untuk menyakiti hatinya. Terlebih, apabila dalam bentakan tersebut, suami juga mengeluarkan kaat-kata hinaan, maka ia sudah menghilangkan fungsi dirinya sebagai laki-laki dan suami.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ إِذَا طَلَّقْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَطَلِّقُوهُنَّ لِعِدَّتِهِنَّ وَأَحْصُوا۟ ٱلْعِدَّةَ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ رَبَّكُمْ ۖ لَا تُخْرِجُوهُنَّ مِنۢ بُيُوتِهِنَّ وَلَا يَخْرُجْنَ إِلَّآ أَن يَأْتِينَ بِفَٰحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ ۚ وَتِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ ۚ وَمَن يَتَعَدَّ حُدُودَ ٱللَّهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُۥ ۚ لَا تَدْرِى لَعَلَّ ٱللَّهَ يُحْدِثُ بَعْدَ ذَٰلِكَ أَمْرً
Artinya: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) idahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru,” (Q.S At-Talaq Ayat 1).
Mengenai hal ini, Rasulullah SAW bersabda,
“Perempuan beriddah yang bisa dirujuk oleh (mantan) suaminya berhak mendapat kediaman dan nafkah darinya,” (Syekh Abu Syuja, al-Ghâyah wa al-Taqrîb, terbitan Alam al-Kutub, hal. 35).
Terima kasih atas pertanyaan Anda.
Artikel di bawah ini adalah pemutakhiran dari artikel dengan judul yang sama yang dibuat oleh Letezia Tobing, S.H., M.Kn. dan pertama kali dipublikasikan pada Jumat, 24 Januari 2014.
Artikel ini dibuat berdasarkan KUHP lama dan UU 1/2023 tentang KUHP yang diundangkan pada tanggal 2 Januari 2023.
Seluruh informasi hukum yang ada di Klinik hukumonline.com disiapkan semata – mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum (lihat Pernyataan Penyangkalan selengkapnya). Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan Konsultan Mitra Justika.
Mengenai kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga telah diatur dalam UU PKDRT. Pemukulan yang dilakukan suami kepada istrinya ataupun tindakan istri menendang suami sampai jatuh terlebih dahulu, merupakan kekerasan fisik.
Sebagaimana diatur dalam Pasal 5 dan Pasal 6 UU PKDRT bahwa setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya, dengan cara kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual atau penelantaran rumah tangga. Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.
Atas kekerasan fisik tersebut, pelakunya dapat dikenai hukum pidana sebagaimana terdapat dalam Pasal 44 ayat (1) UU PKDRT yakni setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga dipidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp15 juta.
Dalam hal perbuatan kekerasan fisik tersebut mengakibatkan: [1]
Namun jika perbuatan itu dilakukan oleh suami terhadap istri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari, ia dipidana penjara paling lama 4 bulan atau denda paling banyak Rp5 juta.[2]
Mengenai perbuatan suami memukul istri dikarenakan terpancing emosi dan karena si istri telah menendang terlebih dahulu si suami, mungkin sekilas hal ini seperti pembelaan diri dari si suami. Namun dalam UU PKDRT sendiri tidak diatur mengenai jika perbuatan kekerasan fisik yang dilakukan adalah bentuk pembelaan diri. Pembelaan seperti ini dapat Anda temukan pengaturannya dalam KUHP lama yang masih berlaku pada saat artikel ini diterbitkan dan UU 1/2023 yang mulai berlaku 3 tahun terhitung sejak tanggal diundangkan,[3] yakni pada tahun 2026 yaitu:
Setiap orang yang terpaksa melakukan perbuatan yang dilarang tidak dipidana, jika perbuatan tersebut dilakukan karena pembelaan terhadap serangan atau ancaman serangan seketika yang melawan hukum terhadap diri sendiri atau orang lain, kehormatan dalam arti kesusilaan, atau harta benda sendiri atau orang lain.
Setiap orang yang melakukan pembelaan terpaksa yang melampaui batas yang langsung disebabkan keguncangan jiwa yang hebat karena serangan atau ancaman serangan seketika yang melawan hukum, tidak dipidana.
Akan tetapi untuk dapat dikatakan sebagai pembelaan terpaksa, harus ada syarat-syarat yang dipenuhi. R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal (hal. 64-66) menjelaskan ada 3 syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
Kembali ke keterangan yang Anda berikan, suami sebenarnya bisa melakukan tindakan lain selain suami memukul istri. Seperti misalnya suami bisa berbicara bahwa ia tidak suka diperlakukan seperti itu oleh sang istri. Karena pada dasarnya, dalam suatu perkawinan, segala sesuatu sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu antara pasangan suami istri untuk mencari jalan keluar terbaik. Oleh karena itu, melihat pada adanya kemungkinan lain yang dapat dilakukan, perbuatan suami memukul istri tidak dapat dikatakan sebagai bentuk pembelaan atau pembelaan terpaksa.
Menjawab pertanyaan Anda, apa hukumnya bila suami memukul istri, pada dasarnya perbuatan si suami dapat dihukum berdasarkan Pasal 44 UU PKDRT. Namun, sebenarnya perbuatan suami maupun istrinya sama-sama melanggar ketentuan dalam UU PKDRT, maka dari itu apakah suami tersebut akan dikenai pidana oleh hakim atas tindakan pemukulan yang dilakukannya, semua bergantung pada penilaian hakim sendiri dan bukti-bukti pada persidangan nantinya.
Sebagai contoh kasus KDRT, kami menyarikan isi Putusan PN Tanjung Balai Asahan No. 258/Pid/B/2013/PN-TB. Terdakwa telah terbukti melanggar Pasal 44 ayat (1) UU PKDRT sebagai dakwaan alternatif yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut: (hal. 7-8)
Barang siapa di sini menunjukkan kepada orang atau subjek hukum yang melakukan tindak pidana, yakni terdakwa.
Berdasarkan keterangan saksi, surat petunjuk dan dikaitkan dengan barang bukti di depan persidangan yaitu terdakwa terbukti melakuan penganiayaan terhadap saksi karena mula-mula saksi menarik baju yang dipakai terdakwa, lalu terdakwa menangkisnya sehingga mengenai wajah saksi dan terdakwa memutar tangan saksi sehingga tangan saksi tersebut terkilir.
Hakim menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga. Hakim kemudian menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 5 bulan (hal. 9).
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.
Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Balai Asahan Nomor 258/Pid/B/2013/PN-TB.
R. Soesilo. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal. Bogor: Politeia, 1991.
[2] Pasal 44 ayat (4) UU PKDRT
(Ket. gambar: Hantaran pengantin karya santri putri Al-Khoirot)
Nama saya Sd..saya dinikahi suami saya 5 bulan yang lalu, lalu diajak nya merantau dg berjanji akan menguliahkan saya,.namun setelah 4 buln disini, saya ditinggalkan, dia menyuruhku pulang dan menyuruh ku menceraikan nya dikampungku,dia sama sekali tak bisa dihubungi, dan saya tidak tau dia berada dimana sekarang,.setelah beberapa hari seorang wanita mengaku istriny bertemu dg saya, setelah memperlihatkan buku nikah ny saya percya kalau perempuan itu juga adalah istriny yang telah 3 tahun dinikahinya,.dan sudah 1,5 tahun suami saya tak pernah pulang padany..
1. bagaimana hukum pernikhanku, .
2. dan apa yang harus saya lakukan, .saya tak punya keluarga disini..dan saat dia meninggalkan surat menyuruh saya pulng itu,,saya dalam keadaan datng bulan yang hampir satu bulan lamanya
1. Pernikahan Anda dengan seorang pria beristri tetap sah menurut syariah asal memenuhi prasyarat dasar sebuah pernikahan yaitu ada wali, dua saksi dan ijab kabul. Lebih detail:
2. Sebaiknya Anda pulang ke kampung dan berkonsultasi pada orang tua dan kerabat tentang apa yang sebaiknya dilakukan. Salah satunya adalah mengajukan gugat cerai ke Pengadilan Agama. Lebih detail:
___________________________
Dengan nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya ibu rumah tangga yang kini usia 29th dan suami saya 31th.sudah menikah selama 5thn dan semoga Allah memberi keberkahan pd keluarga kami.Tetapi slama ini saya merasa sudah tidak mempunyai kesabaran karena ternyata suami saya sekarang mempunyai hobi berjudi dan tidak mau shalat. sedangkan saya seorang wanita yg alhamdulillah taat kpd Allah dan menutup aurat,dan sehari hari saya megjrkan ngaji kepd org lain. memang ini cobaan yg Allah antarkan kpd saya, dan memang saya mpyai kisah yg tdk bagus sblm menikah yaitu pernah diperkosa oleh saudara jauh saya disaat dibangku SD.
saya merasa tertekan yg berkepanjangan dan saya pendam dihati krn takut suasana keruh, ternyata meranjak dewasa sktr umur 22thn bbrp laki2 sholeh yang mampan seprti pkrja TNI AD au al yg berpgkt perwira bhkn pns meminta melamar saya tetapi orang tua saya menolak dgn alasan saya hrs slsai kuliah, bekerja dan mereka hmpir smua kelompk jamaah tablih dan salafi yg mengiginkn saya bercadar dan mereka nanti pasti punya watak sepert teroris yg ingin memisahkan hubungan antra anak dg ortuanya.( itu anggapan ortu saya krn kurang pemhaman sunnah, dan pdhal ortua saya jg dr klgan TNI, pdhl keluarga juga taat ibadh n baik dalam mendidik saya). selang bbrp thun ada lelaki taruklah nama misalnya Amir yg selalu silaturahmi kerumah, dekat mengincari saya tapi kali ini saya merasa nyaman dgn lelaki ini dan bahkan saya berani menceritakan aib smasa kecil saya, dan amir bisa menerima saya dgn sgla kekurangn yg pernh saya alami dan ingin menikahi saya dgn alasan ingin mencari istri yg sholeh yg bisa membimbingnya kelak. dan lamaran ini diterima orang tua saya wlpn awalnya ditolak krn alasan TNI yg pngkty rendah dan kurang paham agama,memang orang tua saya tidak bisa banyak komentar karena menyesal sendiri dan sedih tapi bisa saya jelaskan semua shingga ortu saya menyetujuinya ini smua diterima karena saya telah menceritkan kejadian aib yg lama trpendam walaupun ortua sempat kaget.dan Amir mau menerima saya wlpn Amir mmg tidak sholeh seperti lelaki yg pernah melamar saya dulu. Dan semua ini juga saya mulai dengan istikharah.
setahun dlm pernikahan suami saya mmg mau shalat dan selalu perhatian sama saya ,,,, tetapi 2thn berikutnya kedapatan oleh saya bhwa suami saya slama ini suka berjudi, pulang larut malam,sudah tidah mau shalat dgn alasan karena saya tidak bisa hamil dan tidak punya anak smentara suami saya asal saya ajak untuk berobat dia mengatakan "berobat saja sendiri". dengan akhlaq suami demikian saya sangat bingung padahal sering saya dan orangtuanya nasehatkan tetapi selalu dia menjawab kepada saya " Kalau beramal beramal saja terus sendiri klu saya ada saatnya nanti tapi jika kira2 kamu bosan hidup sama saya pintu terbuka lebar dan angkat semua barang kamu biar saya antar kerumah ortua kamu dan jangan kira saya takut akan kehilangan kamu dan gampang saja jika saya mencari perempuan diluar sana dengan kita traktirin n bayar kost anak kampus mereka sudah mau sama saya siapa tau hamil jagan kamu heran n gak takut saya dengan tuntutan kamu kekantor, padahal yg saya buat hanya judi bukannya selingkuh n tiduri anak orang" jadi gak perlu kamu paksa saya berubah, santai saja kamu" Begitu katanya. jadi sangatlah sakit perasaan saya. ohya selama ini kami ada ambil uang bank 70jt tetapi 2bulan kmudian uang itu hilang dibawa larikan orang krn sewa rental mobil. sehingga kami hrs menerima 1jt stiap bulan slm 5thn. tidak cukup untuk sehari hari yg slama ini serba mahal.
jadi inti dari curhat saya diatas, saya ingin bertanya:
1. Apa berdosa orang tua saya melarang anaknya menikah ketika lelaki sholeh datang hendak melamar?
2. bagaimana sikap saya seharusnya menghadapi suami yg telah mendustai niat awal ingin menikahi saya karena ingin bisa merubah hidupnya lebih baik kedepan dengan bisa banyak belajar agama sementara setelah perkawinan malah semakin parah maksiat dan keegoannya.
3. Bgmn jika saya meminta cerai kepada suami/khulu' karena pernikahan yg sudh 5 tahun(4 januari 2009) tidak bisa mengubah suami menjadi seorang imam bagi saya padahal saya sangat ingin membantu suami berubah menjadi suami sholeh dan saya mencintainya. tapi apakah saya harus menderita begini menunggu dia berubah untuk taubat n mau memikirkan untuk berobat memiliki anak, sementara umur saya trus bertambah n masa produktif wanita punya masa berbeda.
4. Bagaimana sikap saya dan apa yang perlu saya katakan jika suami mengajak berhubungan setelah pulang judi sementara saya sering menolaknya karena kesel mempunyai suami yang tidak seperti saya inginkan.
5. saya sering meruqyah air minum, makanan untuk suami dengan niat agar suami bisa berubah.apakah ada amalan lain yang bisa mengugah karakter suami jd baik?
6. Beberapa bulan lalu saya ada mendaftar kerja menjd tki di australia dan insya allah sektr 2bulan lagi saya berangkat dgn kontrak kerja 1thn. yang saya tanyakan:
Apa boleh saya berangkat meninggalkan suami, sementara suami tidak mengijinkan saya pergi tetapi saya punya tujuan sendiri yaitu:
Dengan tujuan membantu ekonomi suami mumpung saya belum mempunyai anak sehingga bisa menutup potongan pinjaman uang bank suami. karena saya megharap mungkin dengan ada uang suami bisa lebih tenang hidupnya bisa taat Allah n tidak berjudi dan sayapun bisa lebih fokus berobat hamil karena saya ada gangguan dalam rahim.
Dari ilustrasi diatas, saya mohon nasehat dan hal bagaimana yang mestinya saya lakukan yang bisa mengguatkan hati saya ini semoga Insya Allah saya tidak salah langkah,, dan terus bisa menjaga iman dan kehidupan saya yg lebih baik lagi. Amin
1. Iya orang tua anda berdosa. Dan kerena itu, kalau anda mau, anda bisa meminta wali hakim untuk menikahkan anda. Lihat:
2. Itu pelajaran berharga bagi Anda agar mengikuti perintah Rasul untuk menikah dengan pria yang saleh. Sekarang karena sudah terlanjur, maka anda punya pilihan untuk tetap bersamanya atau minta diceraikan atau melakukan gugat cerai. Lihat:
3. Boleh melakukan gugat cerai malah itu lebih baik daripada bertahan dengan dia. Lihat poin 2. Lebih detail:
4. Selagi belum cerai, anda tetap berkewajiban melayaninya.
5. Ajaklah suami anda untuk datang bersilaturrahmi ke rumah ulama/kyai/ustadz dan ke kegiatan agama. Coba ajak bergabung ke Jamaah Tabligh. Kalau dia mau, insyaAllah dia akan berubah dengan sendirinya.
6. Secara syariah istri tidak boleh pergi menjadi TKI ke luar negeri sendirian dengan waktu yang begitu lama baik dengan ijin suami atau tanpa seijinnya. Fatwa MUI tentang TKW (Link: http://goo.gl/EqBac )
Sekedar catatan: Kesalahan anda dalam perkawinan ini adalah anda lebih memilih cinta daripada agama sehingga rela menikah dengan pria fasiq. Semoga dalam perkawinan berikutnya anda mau menikah dngan pria karena agama. Lihat:
___________________________
assalamualaikum Wr. Wb.
saya mau tanya apa boleh kita betaubat tetapi tidak mngmbalikan barang yang kita curi? semisalnya uang dan lain sebagainya? tetapi kita bersungguh-sungguh ingin bertaubat dan sangat menyesali perbuatan yang pernah ita lakukan? mohon jawabannya ustad, karena saya masih pelu banyak belajar lagi tentang agama.
Mencuri termasuk dalam kategori dosa haqqul adami atau dosa yang terkait dengan manusia. Selain dengan Allah. Karena itu, Islam memerintahkan manusia yang hendak bertaubat terkait dengan haq adami agar selain memohon ampun pada Allah juga meminta maaf pada manusia yang dizalimi. Apabila mencuri, maka harta curian harus dikembalikan. Lihat:
___________________________
Pak kiai wanita habis melahirkan lewat operasi, kemudian ikut KB haidnya keluar bareng saat buang air kecil tapi jumlahnya sedikit dan tidak tentu kadang sehari tidak keluar terus hari berikut keluar. Kalau kondisi seperti itu sholat bagaimana apa menunggu beberapa hari sampai bersih betul..???
Iya, tunggu beberapa hari sampai bersih betul. Lihat:
___________________________
Assalaamu'alaikum..saya mau tanya, berapa persenkah warisan utk masing2 anak (satu putra dan tiga putri) mohon jawbannya..wassalaam
Anak lelaki mendapat dua kali lipat dari anak perempuan. Dalam kasus anda, harta dibagi menjadi lima bagian. Dua bagian dberikan pada anak lelaki, sedangkan yang putri masing-masing mendapat satu bagian.
Perlu dicatat, bahwa harta waris tidak hanya diberikan pada anak-anak saja, tapi juga pada ahli waris yang lain terutama (kalau ada) ayah/ibu dan istri/suami almarhum. Setelah itu sisanya baru dibagikan pada anak-anak. Lebih detail lihat:
___________________________
Assalamualaikum ustad, sebelumnya terima kasih atas jawabannya, dan terima kasih kepada alkhoirot, maaf ustad ada 5 pertanyaan saya, saya masih awam dalam Islam ini,
1. Boleh kah meng qodho sholat Yg ditinggalkan bertahun tahun, dengan Cara menggantinya dengan sholat subuh sampai isya berulang ulang dalam 1 hari, atau sholat subuh terus sampai selesai (utangnya) baru lanjut sholat Yg lain ?
2. Saya pernah meninggalkan sholat jumat Karena begitu hadir mau sholat jumat, sholat jumatnya udah selesai, bagaimana menggantinya ? Cara nya gmana?
3. Bagaimana Cara sujud Yg benar, setelah ruku? Tangan Yg duluan mendarat atau dengkul ?
4. apakah didalam sunni ada cerita imam suci Yg 12, seperti Yg mereka percaya ?
5. Terakhir ustad, sebelum Mandi junub, haruskah kita wudhu,? bolehkah wudhu nya dikamar Mandi ?
1. Boleh saja. Tapi idealnya anda mengqodho shalat bersamaan dengan waktu shalat fardhu. Misalnya, saat melaksanakan shalat subuh, lakukan shalat qadha subuh. Saat shalat isya', lakukan shalat qadha isya sebelum atau setelahnya. Dengan demikian, maka akan terasa lebih ringan.
2. Ganti/qadha ke shalat dhuhur.
3. Yang terpenting dalam sujud adalah sebagian dahi menyentuh lantai atau tempat shalat. Adapun tangan atau kaki yang menyentuh lantai lebih dahulu itu tidak prinsip dan tidak mempengaruhi sahnya shalat. Namun yang ideal adalah dengkul mendarat lebih dahulu baru kedua tangan sebagai dikatakan oleh Imam Nawawi dalam kitab Minhajul Abidin sbb: وأكمله يكبر لهويه بلا رفع ويضع ركبتيه ثم يديه ثم جبهته وأنفه (Yang paling sempurna ketika hendak sujud adalah mengucapkan takbir saat turun dan meletakkan kedua dengkulnya, lalu kedua tangannya, lalu dahi dan hidungnya). (
4. Tidak ada 12 imam suci dalam ajaran
. Itu paham aliran Syiah. Lihat:
___________________________
Saya pernah baca dlm kitab al inshof sifat mukholafatu lil hawadis dibagi dua yaitu fil jinsi dan fish shuroh, yang mau saya tanyakan:
1.apa yg dimaksud dg mukholafatu lil hawadis fil jinsi
2.apabila ada orang yg beri'tiqod bahwa Alloh adalah malaikat yg berbeda dg malaikat ciptaanNya dlm dzatnya sifatnya dan af'alnya dalm segala hal, apakah i'tiqod seperti itu membuat si mu'taqid menjadi kafir atau menjadi mubtadi' saja?
1. Termasuk di dalam fil jinsi adalah seperti pria dan wanita.
2. Mubtadi' saja menurut paham Asy'ariyah karena ia termask golongan mujassimah yang tidak menyamakan Allah dengan jism yang lain. BaAlwi dalam Bughiyah menyatakan: المبتدعة قسمان: قسم يكفر ببدعته كمنكري علم الله بالجزئيات، ومعتقدي قدم العالم والمجسمة، وكالإسماعيلية المعتقدين كون الرسالة لعليّ وعدم براءة عائشة ومكفري الصحابة رضي الله عنهم، فهؤلاء لهم حكم الكفار فلا تحل مناكحتهم ولا ذبيحتهم. وقسم لا يكفرون كالمعتزلة والقدرية والزيدية، وفرقة من الحنابلة اعتقدوا التجسيم لكن ليس كسائر الأجساد فتكره مناكحتهم خروجاً من خلاف من حرمها.
Arti ringkasan: ... Ahli bid'ah kedua tidaklah kafir seperti mu'tazilah, qadariyah, Zaidiyah dan sebagian golongan madzhab Hanbali yang meyakini tajsim-nya Allah tetapi tidak sebagaimana jasad makhluknya...
___________________________
Assalamualaikum ustad...saya ingin betanya tentang hadist yang menyebut seorang pemuda akan dibaiat didekat ka'bah kemudian dia berkuasa selama 7 tahun lalu dia wafat dan disholatkan oleh ummat islam.
1. apakah setelah dibaiat tersebut dia hanya hidup selama 7 tahun lalu wafat ?
Mohon pencerahannya ustad....terima kasih
Hadits yang anda kutip diriwayatkan oleh Imam Tabrani yang lengkapnya sbb:
Dari yang tersurat dalam hadits di atas dapat difahami bahwa pemuda tersebut akan meninggal setelah 7 atau 8 atau 9 tahun.
___________________________
assalamualaikum admin
1. saya boleh tanya mengenai pemanfaatan kotoran sapi untuk dijadikan pengharum ruangan? bagaimana hukumnya?
2. letak kenajisannya? dll yang mengenai kotoran sapi untuk pengharu ruangan?
bisa disertakan dengan dalil dan referensinya?
saya perlu untuk tugas akademis sya admin...
1. Kotoran sapi hukumnya najis. Karena najis, maka apabila ia mengenai pakaian kita atau tempat untuk shalat, maka shalatnya tidak sah.
2. Dalam madzhab Syafi'i, seluruh kotoran/tinja dari hewan adalah najis. Lebih detail dg dalil lihat:
JAKARTA, celebrities.id - Hukum suami berbohong pada istri dalam Islam wajib untuk diketahui. Sekadar informasi, dalam beberapa kasus, sebagian orang mengatakan bohong pada istri diperbolehkan.
Meski demikian dalam Islam ada hukum bagi suami berbohong pada istri. Menghimpun dari berbagai sumber, Selasa (13/6/2023), berikut hukum suami berbohong pada istri dalam Islam.
Neraka atau Surganya Istri Berada pada Suami
Salah satu alasan mengapa istri harus hormat pada suami karena restu neraka atau surganya istri ada pada tangan suami.
Apabila perempuan tersebut sudah berani melakukan hal-hal yang bertujuan buruk atau melawan suami, hingga suami murka pada perlakuan istrinya, maka hal ini sudah sangat berbahaya.
Rasulullah SAW pernah menasihati seorang istri untuk menaati suaminya.
أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ ؟ قَالَتْ : نَعَمْ قَال : انْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ فَإِنَّهُ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ
"Rasulullah SAW bertanya, 'Apakah kamu punya suami? Wanita itu menjawab: "Ya". Rasulullah SAW berkata: "Perhatikan dimana posisimu terhadap suami. Sebab pada suami itu ada surgamu dan nerakamu." (HR Ahmad).
Tak hanya patuh pada suami, istri yang melakukan kewajibannya sebagai muslim yaitu melaksanakan salat, maka ia dijamin akan masuk surga dari pintu mana saja.
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا .قِيل لَهَا : ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
"Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, puasa Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah ke dalam surga dari pintu yang mana saja." (HR. Ahmad).